KAJEN – Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan proses Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) selama dua hari di Politeknik Muhammadiyah Pekalongan, Senin-Selasa (25-26/5). Penilaian akreditasi ini merupakan kali keempat setelah untuk Politeknik Muhammadiyah ini. Sebelumnya, badan akreditasi yang memperoleh wewenang dari Kementrian Pendidikan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia ini telah melakukan akreditasi terhadap tiga program studi di Politeknik Muhammadiyah Pekalongan.
Dalam proses akreditasi itu, dua Asesor BAN-PT yang melakukan proses penilaian itu yaitu Prof. Dr Didik Prasetyoko, SM.Si. M.Sc dan Prof Dr Ir Wahyuddin Latunreng, MM
Direktur Politeknik Muhammadiyah Pekalongan, Aslam Fatkhudin M.Kom mengatakan, untuk akreditasi kali ini, yaitu akreditasi terkait institusi di Politeknik tersebut. Sedangkan sebelumnya, akreditasi juga telah dilakukan untuk tiga program studi di kampus itu.
“Untuk tiga program studi (prodi) yang ada, yaitu Prodi Manajemen Informatika, Prodi Teknik Mesin maupun Prodi Teknik Elektronika, semuanya sudah diakreditasi. Sementara, akreditasi saat ini khusus untuk institusi Politeknik ini,” terang Aslam, Senin (25/5).
Dengan adanya akreditasi tersebut, menurutnya, merupakan bukti bahwa lembaga pendidikannya tidak asal-asalan. “Setiap tahun, kita selalu melakukan peningkatan terhadap mutu pendidikan, managerial serta pelayanan terhadap mahasiswa,” kata dia.
Humas Politeknik R. Kurniawan Dwi Septiady, MM menambahkan, saat ini marak perguruan tinggi bodong yang seenaknya memperjual belikan ijazah. Nah, lanjut Andy, dengan adanya akreditasi ini, maka diharapkan masyarakat tak perlu khawatir dengan kualitas lembaga pendidikan tersebut.
“Politeknik Muhammadiyah Pekalongan menjamin, bahwa mahasiswanya secara resmi terdaftar dalam Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi,” ujarnya.
“Kita kemarin sudah akreditasi untuk semua jurusan (prodi, red). Sekarang managemen lembaganya yang diakreditasi,” lanjut Andy.
Dengan AIPT ini, ia mengklaim, bahwa ijazah mahasiswanya layak dan setara dengan perguruan tinggi maju lainnya di Indonesia. “Jadi mahasiswa tak perlu minder. Kita setara, bahkan di beberapa hal kita punya keunggulan,” tandasnya. (yan)
29 Juni 2022